Kali ini saya persembahkan hasil karya imaginasi mematung secara digital dari saya tentang Sosok yang dikagumi dan menjadi Tauladan serta semangat orang-orang MAluku, mematung secara digital dengan software Zbrush. sebagaimana kita ketahui bahwa dalam industri film, game, dan animasi menggunakan software pemodelan 3d seperti Zbrush. Sebuah aplikasi yang mengombinasikan pemodelan 3d/2.5d, teksturing, dan melukis. Zbrush berbeda dengan software pemodelan 3d lain yang lebih tradisional, karena Zbrush seperti kita sedang memahat objek patung. Zbrush dapat membuat kita lebih bergairah dalam hal mewujudkan imajinasi kita dlam mematung digital, dapat kita pergunakan dengan menggunakan resolusi yang sangat tinggi sekalipun bahkan bisa mencapai 10.000.000 polygon, dan dengan level dan gaya yang dinamis tentu ini sangat memanjakan kita, nah tentu bila anda seorang seniman Digital yang memahami detail dan struktur anatomi pasti aplikasi ini sangat menarik untuk dicoba dan dipergunakan dalam mewujudkan imaginasi kamu.
Hal yang lebih penting adalah Nilai-nilai kepahlawanan yang bisa menjadi Insvirasi dan Motivasi bagi Kita semua
OK Kembali kita ke kedua sosok yang menjadi pembahasan kita hari ini, dengan melihat dua sosok Pahlawan Besar Indonesia dan Kebanggan orang Maluku tentu saya berimaginasi dan berharap gagasan saya melalui tulisan ini dan apa yang sudah saya tuangkan dalam kemampuan berimaginasi mematung secara digital ini dapat membuat pemerintah Maluku maupun Kota Ambon dapat mempertimbangkan untuk mewujudkan impian kita memperkenalkan dan menjadikan dua Pahlawan Besar ini menjadi lebih Spektakuler dan membuming sebagai Ikon kebanggaan orang Maluku.
Berdasarkan dari pengamatan kami, melalui berbagai media yang menjadi tanggapan masyarakat Maluku sangat menuai kontra dengan pembangunan dan penggantian patung yang lama dengan baru di lapangan Mardika atau Pattimura Park depan Kantor Gubernur, banyak yang mengomentari bahwa patung baru tersebut tidak memberi sebuah pilosofi dari gestur atau mengekspresikan semangat untuk membangun bangsa, melainkan jiwa dan semangat berperang. Rasanya Kita sudah tidak dalam situasi itu lagi, dengan gestur dan mimik yang tidak menggambarkan kedamaian, banyak juga persoalan yang dikritisi seperti wajah dan bentuk pedang/parang yang dipegang oleh sang Pahlawan, belum lagi mengenai keberadaan atau letak patung sudah tidak strategis sekalipun berada ditengah-tengah pusat kota, karena secara skalatis dengan lingkungan sekitar patung terlalu kecil dan terhalangi oleh pohon-pohon dan bangunan lain sehingga tidak nampak dari sisi jalan, dan pandangan khalayak umum.
Dari semua itu kemudian menimbulkan sebuah ide dan gagasan bagi saya anak maluku untuk mencoba merancang dan mendesain kembali patung sosok Pahlawan Pattimura, Christina Martha Tiahahu dan pahlawan-pahlawan Maluku lainnya yang gagah dan yang kita banggakan, dengan ekspresi gestur yang mengandung nilai-nilai pilosofi yang tinggi untuk di tempatkan pada satu kawasan dan dapat disaksikan oleh seluruh masayarakat Maluku serta masyarakat dunia, saya mencoba menawarkan ide ini dengan sentuhan-sentuhan seni dan kreatifitas sehingga sosok patung bukan saja menjadi monumen untuk mengingat sejarah dan kepahlawanan saat merintis kemerdekaan namun mengandung unsur-unsur seni didalam perancangan patung-patung dalam satu kawasan sehingga nilai-nilai artistik dapat menambah kekaguman pada karya monumen bersejarah, dan saya berharap dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi semua orang untuk datang mengabadikan momen-momen spesial di tempat tersebut dengan demikian kita berharap Nilai Edukasi, Kecintaan pada NKRI, Kebanggaan dan Nilai-nilai lainnya didapatkan di Taman Wisata, Taman Edukasi/Kultur, Taman Sejarah dan Taman PelaGandong ini.
Keharuman nama sebuah bangsa merupakan salah satu hal yang dipersembahkan seorang Pahlawan kepada Bangsanya, Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan jasa Pahlawannya
0 comments:
Posting Komentar