Follow Us

Ads

TRADISI LAWA PIPI IDUL ADHA DI HILA MALUKU

Dikutip dari akun Facebook Dinas Pariwisata Maluku dan berbagai sumber, Sebuah tradisi yang unik dan patut diwartakan, dimana sebuah tradisi yang dilakukan turun temurun hingga saat ini yang disebut dengan perayaan tradisi LAWA PIPI atau melarikan Kambing di setiap perayaan hari raya Idul Adha di Uli Halawang (Negeri Emas) Negeri Hila Kecamatan Leihitu Maluku Tengah Pulau Ambon Provinsi Maluku.

Lawa Pipi adalah tradisi arak-arakan hewan Qurban seperti kambing yang diletakan diatas pundak dan kemudian dilarikan seperti pelaksanaan Tawaf sebanyak tujuh kali mengelilingi Masjid sebelum hewan tersebut disembelih.

Tradisi Lawa Pipi diadakan sehari setelah sholat Idul Adha, dan setelah pembacaan doa selesai di Rumah Raja Negeri, para perangkat Negeri kemudian mempersiapkan segala sesuatu seperti hewan Qurban, tempat untuk bersedekah warga dan kemudia melepaskan rombongan dan warga untuk bersama-sama mengarak hewan Qurban mengelilingi kampung sebanyak satu kali.

Berdoa Sebelum melarikan Hewan Qurban

Spontanitas warga bersedekah

Hewan Qurban haruslah dipikul di atas bahu. Tua dan muda, laki-laki dan perempuan, seluruh warga bersholawat sambil mengelilingi kampung. Di barisan paling depan adalah Mama Biang, sebutan bagi dukun beranak di desa. Setelah satu kali mengelilingi kampung, selanjutnya mereka akan berlari mengelilingi Masjid Tua yakni Masjid Hasan Sulaiman sebanyak 7 (tujuh) kali yang menyerupai Thawaf di Makkah Almukaramah.

Pemuda sebelum melarikan Hewan Qurban
Barisan Mama Biang

Hewan Qurban utama akan dipayungi dan diselimuti dengan kain putih, menurut keyakinan warga setempat bahwa tradisi memperlakukan istimewa hewan qurban ini akan mendatangkan keberkahan hidup, umur panjang, meringankan kehidupan bagi yang benar-benar iklas dan insha Allah dengan Tawaf yang dilakukan diyakini akan dimudahkan untuk berkunjung ke rumah Allah Baitullah di Makkah.

Hewan Qurban Utama yang dipayungi
Tawaf keliling Masjid Sulaiman dengan Hewan Qurban

Saat hendak disembelih warga dengan suka cita dan penuh keiklasan bersedekah atau melepaskan harta terbaik mereka berupa uang dan sebagainya kedalam lubang tempat bersimbah darah qurban pertanda kerelaan ibadah kepada sang Khalik, dan Selepas penyembelihan hewan qurban ini, kain putih yang bersimbah darahpun ramai diperebutkan oleh anak-anak dan dililitkan pada tubuh yang diyakini akan menambah kekuatan lahir dan batin serta keimanan kepada Allah SWT.

Proses pemotongan dan warga dengan iklas bersedekah

Kita semua berharap dengan melihat tradisi dari sebuah keyakinan warga ini selalu dijaga dan dilestarikan serta terus dipublikasikan secara baik agar semua orang tau dan menghargai budaya dan tradisi setiap daerah dan dapat mendatangkan kemakmuran lain selain hal-hal yang diyakini diatas.


About Ilham Laitupa

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 comments:

Posting Komentar